Selasa, 22 Juni 2010

C.I.N.T.A

Sejujurnya saia sulit memulai bahasan ini. Tidak tahu mengutarakannya, itu dia. Aah bodoh kali saia tidak bisa menerangkan apapun tentang apa tuh namanya, cinta, ya tentang cin-cintaaa. Cinta,…cinta…,cinta…,cinta…,apa ya? Aduuh apa ya cinta itu. Ada yg bisa bantu saia? Halooo…(adegannya seperti rahul yang sedang mengartikan cintanya pada anjeli,hohoho..; ga lucu ah). Adduh beneran nih saia bingung tentang tinta, eh cintaaa. Bentar-bentar, tenang Qef, tenang-tenang-tenang Qef, ambil nafas pelan-pelan lalu keluarkan, nah begitu, ayo ulangi. Oi..oi..oi kok kayak mau melahirkan gini ayo qef  kamu psti bisa, pasti mampu, kamu ingat-ingat, buka kembali memorimu, ada file cinta disudut hatimu. Aah aku liat kok filenya, cepaaat. Ya saia harus ingat-ingat. Ayooo-ayoolah ingat-ingat Qefy. Hmmm, saia ngetik apa ni yah. Oke, di sekitarku ini ada kitab suci, cermin, ricecooker, ada bantal, ada hape, ada secangkir kopi granule, ada apa lagi ya. Lho kenapa saia ngabsen? Hahahaha, masi tetap ga lucu. Hmm,saia yakin yang baca nih tulisan pasti kesel setengah hidup, hahahaaa…sama, saia juga kesel belum tahu mahu nulis apa. Bentar, jangan beranjak. Saia kebelakang dulu ada panggilan jihad, wakakakakaa…(ketawa ala kawanku)….
=#=
Makasi sudah menunggu, barusan ada kawan yang mahu nagih soft cover buat kegiatan isra mi’raj. 10 Juli 2010, waduuh saia harus tobaaat…,hooaam..,ngantuk dah jam 23:13 ni..,jumpa lagi,..:P
=#=
——tempat yang aneh, tapi untungnya saia jumpai hakim saia yang baik hati, alhamdulillah semoga dia bisa membantuku..
“Nampaknya bingung ya, menguraikan cinta? (hakim itu nampaknya tahu jelas maksudku kemari). Kemarilah, dengarlah dengan hati yang jernih, dengarlah dan bacalah dengan nama Tuhanmu. Ya libatkalah Tuhanmu di setiap senang dan gelisahmu. Bacalah cintamu, bacalah jangan kau ragu. Tuhanmu akan membibingmu tentang cinta disaat yang tepat, sesuai dan terang bagai sinarnya matahari. Menerangi bumi yang gelap gulita, bumi akan bahagia ketika matahari menyapa, bukankah engkaupun bahagia ketika cinta itu hadir dari sudut matamu yang suci? (hakim itu, memuji pandanganku ataukan menyindirku karena kurang menjaga mata) Begitulah cinta.
Cinta itu menerangi, cinta itu jalan, cinta itu amanah.  Sering terdengar, ada sebagian yang mengadukan hatinya ketika disapa oleh desir-desir cinta kepadamu bukan? Sehingga pikiranmu pun selalu tertuju pada satu kata yaitu cinta, ya cinta. Percaya atau tidak cinta itu misteri maha dahsayat, kadang saia juga merasakan derap-derap tasbih cinta itu hadir tanpa di undang, kadang salah tingkah ketika bersama dengan orang yang saia kagumi, kadang jaga image, kadang menyiapkan kata-kata terbaik saat akan mengajaknya jalan hanya sekedar minum teh, pun saat bercermin entah kenapa ingat selalu pada orang yang berani mencuri perhatian saia.
Aah dampaknya mampu meluluh-lantakan sifat keras membatu, seberapapun bencinya seseorang pasti akan redam dengan siraman cinta, mengalirkan kasih sayang yang tiada bertepi. Betapa tidak? Coba perhatikan insan-insan yang tengah di landa sinyal-sinyal cinta, jalanpun di pelan-pelankan ‘ada delaynya’, lebih asyik mengejar kupu-kupu, mengisahkan cintanya lewat buku kesayangannya, mendengarkan syair-syair cinta, menelaah ayat-ayat cinta, setiap harinya merasa indah memesona, setiap jam selalu bermakna, rugi rasanya meninggalkan cinta barang sedetikpun. Indah, lapang, ikhlas, berlama-lama memikirkannya pun tak khawatir rugi. Yah itulah cinta. Namun cinta, tidak selamanya indah dimata, pun sama di hati. Ada kalanya cinta yang kurang terbina, akan melahirkan kerapuhan, cepat tersinggung, mudah gugur, bila tak suka ia segera bergegas melarikan cinta atau lebih kejam lagi membunuh cinta. Lihatlah perbedaan antara para perajurit/karyawan yang penuh cinta, ia akan sungguh-sungguh memegang amanah(cinta)nya, memperjuangkan(cinta)nya mati-matian. Sungguh berbeda dengan tentara yang tidak memiliki rasa cinta, ia terkesan cuek, tak punya prinsip, tak mahu tahu. Begitulah gambaran cinta, betapa pentingnya ‘campur tangan’ Tuhan.
 Libatkan, libatkan dan libatkanlah Dia. Apabila sedang patah cinta, libatkan Dia. Apabila sedang jatuh cinta, haaaaruuus lebih kencang mengikat-libatkan Dia. Sekarang, renungkanlah baik-baik. Cintamu padanya itu tulus atau hanya terdorong nafsu? Jawablah dengan mata hatimu yang tidak pernah bohong. Jika cintamu belum sempurna tandanya adalah ragu-keraguan yang selalu menyelinap di setiap sudut hatimu, tetapi Jika itu cinta yang suci, engkau akan berjalan mantap dan yakin cinta itu dari Tuhanmu. Percayalah..,percayalah.., kepada siapa lagi engkau percaya selain kepada Tuhanmu. Janganlah engkau memungkiri keberadaanya. Karena, karena Tuhanmu tahu apa yang tersembunyi di sudut hatimu yang paling dalam sekalipun. Cinta itu fitrahnya adalah kebahagiaan, kesukaan, kelapangan. Maka beruntunglah siapapun yang menempatkan cintanya pada syariat yang benar. Semakin mencintai seseorang, semakin tebal pula cintanya kepada Sang Pemikat Cinta. Dialah Tuhanmu. Terpikatlah dengan sentuhan-sentuhan cintaNya.
Satu pesan terakhirku, kemarilah aku bisikan, kemarilah,..mendekatlah…” (hakim itu mengajaku mendekat dan berbisik dekat sekali dengan telingaku, sampai-sampai aku mencium harum jubah putihnya, nafasnya pun harum, belum pernah saia mencium wangi ini)..dan…hakim itu membisikan pesan terakhirnya, “Tuhanmu menghadiahkan mahkota CintaNya kepada siapapun yang Saling mencintai karenaNya, hadiah itu untukmu…”
—-ZzzzzzzZzzzzzzz….ZzzzzZZZzzzz.…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar